Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pemain muda Pra PORA Aceh Besar yang dibagi dalam dua tim untuk melakoni laga satu lapangan penuh tampak padu di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Sabtu (14/6/2025) pagi.
Apalagi, wasit yang memimpin laga lengkap, mulai dari wasit lapangan sampai dua asisten wasit sebagai penjaga garis lapangan yang berasal dari Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.
Laga yang berlangsung selama 45 menit, bagian dari penilaian atas kepemimpinan wasit yang mengikuti kursus atau pelatihan dari PSSI. Sepanjang laga, kedua tim mampu menunjukkan permainan yang indah.
Hal itu berbanding terbalik jika bermain di lapangan kampung, seperti Matador di Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya atau juga di PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, belum terlihat keapikan dalam bertahan atau juga menyerang.
Para pemain tampak lebih lepas dalam melakukan operan pendek atau panjang memanfaatkan lebarnya lapangan yang rata dan disiram setiap hari agar rumput tidak mati diterpa panasnya matahari sepanjang pekan ini.
Dalam laga yang tampak disambut dengan gembira oleh pemain, apalagi untuk pertama kalinya bermain di lapangan Stadion H Dimurthala, markasnya Persiraja yang masih berlaga di Liga 2 Nasional.
Komunikasi antar pemain juga terdengar jelas, termasuk instruksi pelatih Mukhlis Nakata dengan teriakan keras dari pinggir lapangan untuk meminta pemain memainkan bola seperti dalam latihan sebelumnya.
Operan dari kaki ke kaki dan sprint tampak jelas, seperti mengejar bola yang dikirim ke depan gawang atau juga passing jauh ke sisi sayap dalam upaya melakukan serangan.
Tiga kiper yang secara bergantian menjaga gawang harus berjibaku menahan gempuran bola dengan performa ketiganya mulai baik, walau satu kiper masih berusia 14 tahun.
Serangan yang dilancarkan dari sayap maupun terobosan ke depan berjalan efektif, dengan pemain menempati posisi yang telah diinstruksikan oleh pelatih, mulai dari bek, gelandang, sayap dan striker.
Namun, pola one touch atau sentuhan pertama memberi operan bola ke rekannya, sebagian belum berjalan baik, karena masih ada yang mendribble bola, sehingga direbut lawan.
Di sini, pelatih Nakata sempat berteriak keras dari pinggir lapangan agar pemain tidak lama-lama menguasai bola, tetapi memberi umpan ke rekannya secepat mungkin, sehingga tidak direbut oleh lawan.
Dari sejumlah skema atau pola latihan sebelumnya, sudah mulai mampu dipraktekkan oleh pemain, tetapi masih ada berbagai kelemahan yang harus dibenahi segera melalui pelatihan berikutnya.
Pelatih Nakata sempat menyatakan permainan yang ditunjukkan oleh para pemain sudah lebih baik dibandingkan di lapangan gampong. Dia mengatakan hal tersebut telah didapat oleh pemain PSAB U-17 saat berlaga di Solo dengan kondisi lapangan sangat baik, sehingga bermain dengan baik.
“Begitu juga dengan pemain muda Pra PORA Aceh Besar ini, permainan lebih hidup dengan kedua tim sama-sama ingin melakukan serangan,” katanya. Mantan pemain Persiraja ini mengakui masih ada kelemahan, walau secara umum sudah baik.
Sementara itu, wasit yang memimpin laga mengeluarkan satu kartu kuning, karena ada pelanggaran keras yang dilakukan seorang pemain, walau tidak ada cedera dalam laga ini untuk melihat kepemimpinan wasit yang dinilai oleh instruktur wasit di pinggir lapangan yang siap dengan catatan di tangannya
Sejumlah pelanggaran juga terjadi, seperti pemain beradu fisik sampai terjatuh atau juga handsball di area kotak terlarang yang membuat wasit menunjuk titik putih. Sang eksekutor yang bertugas melakukan tendangan berhasil menjebol gawang.
Dalam laga ekshibisi ini untuk wasit, satu gol juga tercipta melalui umpan terobosan langsung ke depan gawang, seusai kiper salah langkah dalam mengantisipasi bola, sehingga berhasil dijebol dengan mudah.
Pelatih Nakata yang terus memantau anak asuhnya bermain, sempat mengganti beberapa pemain, sehingga seluruh pemain dapat merasakan atmosfer Stadion H Dimurthala yang sudah menjadi legenda.Sementara itu, Ketua Tim Manajemen Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM memberi apresiasi kepada Asprov PSSI Aceh yang memberi kepercayaan kepada tim Pra PORA Aceh Besar menjadi tim yang menjadi penilaian untuk peserta kursus wasit. “Ini merupakan ajang latihan bagi tim Pra PORA Aceh Besar bersama wasit lisensi nasional. Terimakasih Asprov PSSI Aceh,” ujarnya.
Selain itu, Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa memimpin kursus atau pelatihan untuk wasit asal Aceh 14 orang dan 7 orang dari Sumatera Utara (Sumut).
Ogawa yang merupakan instruktur pelatih asal Jepang sudah hadir di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh yang merupakan markas Persiraja pada Sabtu (14/6/2025) pagi pukul 07.00 WIB.(Muh)