Daerah  

BKKBN Aceh Fasilitasi dan Koordinasi Pendampingan Perguruan Tinggi Cegah Stunting

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh bersama mahasiswa STIT Simeulue menandatangani kerja sama Koordinasi Pendampingan Perguruan Tinggi kepada 12 Provinsi Prioritas Stunting yang digelar di Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, pada Rabu (11/10/2023). FOTO/DOK BKKBN ACEH

Kabarnanggroe.com, Sinabang – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Aceh, melaksanakan kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pendampingan Perguruan Tinggi kepada 12 Provinsi Prioritas Stunting yang digelar di Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, pada Rabu (11/10/2023).

Tujuan kegiatan tersebut, guna melakukan koordinasi dan pendampingan dengan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Kabupaten Simeulue yang akan melaksanakan kegiatan KKN Tematik semester ganjil dalam beberapa hari kedepan.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, SKM,  M.Kes, memberikan arahan, edukasi, dan pembekalan, kepada 40 mahasiswa STIT yang akan melaksanakan KKN Tematik.

“Adek-adek mahasiswa harus mengetahui apa itu stunting dan bahaya yang akan ditimbulkan bagi generasi  akan datang. Stunting juga bisa dicegah dari mulai merencanakan pernikahan dan kehamilan,” kata Safrina Salim.

Lanjutnya, setelah mendapatkan wawasan terkait stunting, diharapkan bisa menyampaikan hal ini kepada masyarakat di tempat pengabdian nanti.

“Nantinya mahasiswa memberikan edukasi terkait pentingnya pencegahan stunting kepada masyarakat dan diharapkan pemahaman di masyarakat akan secara otomatis menekan atau menurunkan angka kasus stunting khususnya di Kabupaten Simuelue,” ucapnya.

Pada kegiatan tersebut, Penata KKB Ahli Madya  Perwakilan BKKBN  Aceh, Ir. Nur Zikra Hayati, menyampaikan materi terkait peranan mahasiswa, agar selama KKN Tematik berlangsung, mereka dapat aktif melaksanakan program-program yang berkaitan dengan penanganan dan pencegahan stunting karena  Aceh,  salah satu provinsi yang masih cukup tinggi angka stuntingnya.

Menurut Nur Zikra, stunting adalah salah satu penyakit yang menghambat proses pertumbuhan anak yang lambat laun juga akan mempengaruhi perkembangan otak dan akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh di masa depan. Menurutnya, hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu salah satunya terkait konsumsi makanan dan juga pola hidup yang tidak bersih dan sehat.

Sementara Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Simeulue, Yurnalesti, dalam sambutannya,  menyampaikan bahwa permasalahan sanitasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi angka stunting di Simeulue, dan setelah dilakukan edukasi ke pelosok daerah, angka stunting di Kabupaten Simeulue sudah mulai menurun.

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh melaksanakan kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pendampingan Perguruan Tinggi kepada 12 Provinsi Prioritas Stunting yang digelar di Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, pada Rabu (11/10/2023). FOTO/DOK BKKBN ACEH

“Saya berharap pemahaman dan edukasi terkait pentingnya pencegahan dan penekanan stunting ini bisa sampai dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Disampaikan kepada keluarga dan seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Simeulue termasuk melalui  KKN Tematik,” ucapnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, dr. Armidin,  hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, salah satu faktor penyebab angka stunting yang ada di Simeulue, kurang minat dalam mengelola dan mengkonsumsi makanan bergizi yang telah disediakan oleh alam. Ia mencontoh Simeulue kaya kasil laut kaya protrin hewani.

“Hanya saja pola pikir masyarakat kita kebanyakan beranggapan bahwa makanan yang dikelola secara instan jadi alternatif terbaik untuk dikonsumsi, saat ini seperti mie instan dan lain-lain yang cepat saji,” tutur dr. Armidin.

Dalam kegiatan ini juga turut hadir Ketua Koalisi Kependudukan  Aceh, Syaiful Mahdi, SSi, MSc, PhD yang ikut memberikan arahan dan semangat kepada para mahasiswa agar dapat mengedukasi masyarakat demi kemajuan daerah.

“Simeulue tidak kekurangan sumber daya alam, bahkan sumber daya alam Simeulue juga tidak kalah dibanding Korea Selatan contohnya, hanya saja mereka menang dari segi sumber daya manusianya sehingga mereka bisa maju, pola pikir, pola hidup sehat dan pengetahuan, membuat sumber daya manusia mereka unggul, itu harapan kita untuk kita juga bisa terapkan,” ucap Syaiful Mahdi.

Acara ini ditutup dengan prosesi penyerahan atribut KKN Tematik yang dilakukan oleh kepala Perwakilan BKKBN Aceh didampingi oleh Ketua dan Pembina STIT Simeulue yang diserahkan kepada mahasiswa  yang akan melaksanakan program KKN Tematik. (AMZ/*)

Exit mobile version