Kabarnanggroe.com, Banda Aceh –Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ?(Kemendukbangga)/BKKBN Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama insan media dalam rangka memperkuat peran komunikasi publik terhadap Program Gerakan Nasional Tanggung Jawab Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), di salah satu coffee shop di Banda Aceh, Selasa (11/11/2025).
Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, mengajak media untuk terus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penurunan angka stunting di Aceh.
“Pemahaman terhadap pemenuhan gizi itu sangat penting, dan media memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat. Kami berharap media dapat menjadi mitra strategis BKKBN dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif terkait pencegahan stunting,” ujarnya.
Safrina menegaskan, BKKBN tidak hanya berfokus pada intervensi langsung di lapangan, tetapi juga memperkuat aspek komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) agar kesadaran masyarakat terhadap gizi dan pola asuh semakin meningkat. Menurutnya, stunting bukan hanya masalah kesehatan, melainkan juga menyangkut ketahanan keluarga dan masa depan generasi bangsa.
“Upaya percepatan penurunan stunting membutuhkan kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat. Dengan komunikasi yang baik, kita dapat membangun kesadaran kolektif untuk menekan angka stunting di Aceh,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBPP dan PA) Kabupaten Aceh Besar, Drs. Fadhlan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, memaparkan implementasi Program Genting di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa pihaknya telah menggerakkan seluruh potensi di lingkungan dinas, termasuk para penyuluh KB dan ASN, untuk membantu keluarga berisiko stunting melalui dukungan bahan makanan bergizi.
“Para petugas di 23 kecamatan kita turunkan langsung untuk menyalurkan bantuan kepada keluarga berisiko stunting. Selain itu, kami juga menyalurkan bantuan dana selama tiga bulan bagi sejumlah keluarga sasaran agar mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya,” jelas Fadhlan.
Ia mengungkapkan, pelaksanaan program Genting di Aceh Besar turut mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan swasta yang berpartisipasi sebagai orang tua asuh. Dukungan tersebut, kata Fadhlan, menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap masalah stunting telah menjadi tanggung jawab bersama.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak swasta yang ikut membantu. Program Genting ini bukan hanya tentang bantuan materi, tapi juga tentang membangun solidaritas sosial dalam menciptakan generasi yang sehat dan cerdas,” terangnya.
Fadhlan juga menekankan pentingnya kerja lintas sektor dalam menurunkan angka stunting. Ia menilai, penanganan stunting tidak bisa dilepaskan dari persoalan ekonomi masyarakat, inflasi harga bahan pokok, dan kondisi sosial lainnya.
“Ketika ekonomi masyarakat melemah dan harga bahan pokok naik, maka pemenuhan gizi keluarga ikut terganggu. Karena itu, kami juga berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk mencari solusi yang komprehensif,” pungkasnya.
Melalui kegiatan FGD tersebut, BKKBN Aceh berharap kolaborasi dengan media dapat memperkuat strategi komunikasi publik dan membangun kesadaran luas di masyarakat agar isu stunting menjadi perhatian utama bersama dalam mewujudkan generasi Aceh yang sehat, cerdas, dan tangguh.(Wahyu)
