Gemuruhnya Stadion Blang Paseh Sigli, Pro dan Kontra Meledak

Ketua Tim Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM didampingi Wabup Syukri A Jalil dan Plt Sekda Bahrul Jamil mengacungkan jempol, seuah penghargaan kepada pemain yang telah berjuang keras memenangkan laga melawan Aceh Tamiang di Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/BEDU SAINI

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pertandingan babak playoff di Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie pada Kamis (10/7/2025) sore benar-benar menegangkan, sehingga membuat penonton di tribun kerap bergemuruh saat satu tim membawa bola. Dua kubu dengan tempat duduk saling bersisian, saling bersahutan memanggil nama pemain yang sedang menggiring bola.

Atau juga saat serangan sedang terjadi, suara ‘gol, gol, gol’ menggema keras, walau akhirnya tidak terjadi gol, seperti bola melambung atau diblok pertahanan lawan. Kondisi itu terus terjadi sepanjang pertandingan, sehingga gemuruh tribun ikut mempengaruhi pemain yang sedang berlaga di lapangan.

Pemain Aceh Besar yang terus berusaha menggempur area pertahanan Aceh Tamiang, terus mendapat dukungan dari penonton dan saat bersamaan pendukung Aceh Tamiang lebih banyak diam. Gemuruh keras terdengar saat striker M Alfaiz berhasil membobol gawang Aceh Tamiang yang dikawal Azis Ahmad, akibat blunder yang dilakukannya, bola terlepas dari tangan, langsung ditendang Faiz menjadi gol pada menit ke-9.

Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri A Jalil (batik) dengan tegang menonton pertandingan Aceh Besar vs Aceh Tamiang di tribun Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/BEDU SAINI

Para pemain Aceh Besar langsung meluapkan kegembiraan, termasuk Ketua Tim Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM yang berdiri sambil bertepuk tangan untuk memberi dukungan kepada timnya dari tribun. Sepanjang babak pertama, bola lebih banyak dikuasai pemain Aceh Besar dengan laga dipimpin wasit Heri yang bertindak tegas dan adil di lapangan.

Sejumlah peluang didapat pemain Aceh Besar, baik melalui crossing atau juga umpan terobosan yang kadang-kadang menjadi offside. Bahkan, Faiz yang menjadi target man sering terperangkap offside, walau kadang-kadang sempat berhenti di tempat, melihat hakim garis mengangkat bendera atau tidak. Dalam laga ini, Faiz bermain spartan, terus berusaha mengejar bola yang dikirim rekannya, tetapi tidak ada tambahan gol sepanjang babak pertama, sehingga skor 1-0 untuk Aceh Besar.

Memasuki babak kedua, pemain Aceh Besar masuk dengan tetap percaya diri seusai unggul 1-0. Tetapi, petaka datang, seusai Aceh Tamiang mendapat tendangan bebas dari sisi kanan sayap gawang Aceh Besar yang dikawal M Zayyan atau Yoyok pada menit pertama.

Ketua Tim Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM sempat memegang kepala melihat permainan timnya yang belum juga berhasil memenangkan pertandingan di tribun Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/BEDU SAINI

Tendangan melambung yang dilesatkan pemain Aceh Tamiang melewati semua pemain Aceh Besar, tetapi berhasil disundul pemain sayap kiri Aceh Tamiang, Ridho Ardiansyah yang juga sebagai kapten tim, sehingga skor berubah menjadi 1-1. Para pendukung Aceh Tamiang di sisi kiri stadion langsung bergemuruh dengan mengatakan ‘gol, gol’.

Coach Aceh Tamiang, Jufri melompat kegirangan seusai anak asuhnya berhasil menyamakan kedudukan. Bahkan, saat tendangan bebas akan dilakukan, dia sempat mengatakan ‘gol, gol’ dan ternyata memang menjadi gol. Sebaliknya, suasana hening terlihat di kubu pendukung Aceh Besar, termasuk Ketua Tim Mariadi yang mulai terusik dengan gol cepat tersebut.

Seusai gol cepat, pemain Aceh Besar yang dimotori Andhika berusaha membobol gawang Aceh Tamiang, tetapi tidak berhasil, walau sejumlah peluang didapat. Namun, pertandingan mulai menjurus keras, sehingga wasit Heri harus mengeluarkan kartu kuning kepada kedua tim. Jelang babak kedua berakhir, seorang pemain Aceh Tamiang mendapat kartu merah, akibat akumulasi kartu kuning.

Para penonton turun dari tribun seusai laga Aceh Besar vs AcehTamiang di Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Dari sini, pendukung Aceh Tamiang mulai melancarkan aksi protes kepada wasit, padahal pemain Aceh Besar juga mendapat kartu kuning. Sepanjang laga babak kedua ini, sejumlah pemain terjatuh akibat saling berbenturan atau juga harus dipandu keluar lapangan, karena sudah kelelahan atau cedera. Pada babak kedua ini, tidak ada tambahan gol, sehingga dilanjutkan dengan extra time 2×15 menit.

Ketua Tim Mariadi, bersama Wakil Bupati Syukri A Jalil dan Plt Sekda Bahrul Jamil yang ikut menyaksikan laga juga ikut tegang, karena skor masih sama kuat 1-1. Kecemasan dan kegelisahan sangat dirasakan oleh Mariadi yang menjadi penanggungjawab utama, meloloskan tim muda Laskar Seulawah ini ke PORA Aceh Jaya 2026 mendatang.

Emak-emak pemain Pra PORA Aceh Besar tampak kegirangan saat berfoto bersama di Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Dia yang terlihat kadang-kadang berdiri dengan wajah menyiratkan kecemasan tidak bisa menahan emosinya melihat timnya belum juga bisa menambah gol untuk meraih kemenangan. Ketegangan hampir selama 70 menit, membuat jantung berdetak keras, termasuk juga emak-emak yang datang langsung melihat dan mendukung putranya bermain di lapangan.

Memasuki babak extra time, kubu pendukung Aceh Tamiang dengan lantang menyuarakan dukungan kepada timnya, dengan terus berteriak keras memanggil nama pemain untuk maju menyerang. Praktis pada extra time pertama ini, serangan tetap dikuasai oleh Aceh Besar, apalagi Aceh Tamiang bermain dengan 10 orang, seusai pada babak kedua, kapten tim terkena kartu merah.

Pada extra time kedua, pemain Aceh Besar yang telah mengganti sejumlah pemain karena terjatuh atau cedera makin meningkatkan tempo serangan yang dipimpin M Tanzil mengganti Faiz yang ditandu keluar lapangan. Aceh Besar yang kerap mengirim umpan terobosan berhasil mengecoh bek Aceh Tamiang, Tanzil berhasil mengiring bola sampai depan gawang, tetapi dia dijegal oleh kiper Azis Ahmad dan wasit menunjuk titik putih.

Para pendukung Aceh Tamiang yang berada di tribun berteriak memprotes keputusan wasit, termasuk coach Jufri yang juga melancarkan protes. Tetapi, wasit dengan tegas tetap melanjutkan penalti yang dilakukan dengan baik oleh kapten tim Aceh besar, Andhika. Dia dengan tenang menendang bola melewati kaki kiper Ahmad dan skor pun berubah menjadi 2-1 pada menit ke-107.

Stadion pun kembali bergemuruh, dengan pendukung Aceh Besar yang sebagian datang langsung dari Banda Aceh, seperti pemain PSAB U-17 juga bersorak gembira. Ketua Tim Mariadi kembali bisa tersenyum melihat keberhasilan Andhika. Tetapi, kecemasan tetap ada, saat Aceh Tamiang melakukan serangan atau juga mendapat tendangan bebas dari sisi sayap.

Ketua Tim Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM (depan tengah) menyampaikan pujian dan terima kasih kepada pemain dan pelatih yang telah berhasil meloloskan tim ini ke PORA Aceh Jaya 2026 di Stadion Blang Paseh Sigli, Pidie, Kamis (10/7/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Namun, kali ini, dewi fortuna berpihak kepada pemain sepak bola Pra PORA Aceh Besar yang bermain dengan kepercayaan diri dan mental tinggi untuk memenangkan laga krusial ini, sehingga lolos ke PORA Aceh Jaya 2026. Seusai wasit meniup pluit, para pemain Aceh Tamiang jatuh sempoyongan, tidak menduga bisa kalah dari Aceh Besar. Sebaliknya, para pemain Aceh Besar saling berpelukan, termasuk pemain cadangan.

Bahkan, Ketua Tim Mariadi yang awalnya sangat cemas, kembali bisa tersenyum lebar, bahkan mengacungkan jempol tinggi-tinggi, sebuah penghargaan kepada pemain yang telah berjuang keras sampai akhir laga. Sedangkan para penonton mulai turun dari tribun dan aksi protes tetap dilancarkan pendukung Aceh Tamiang, termasuk coach Jufri yang tidak mau menggelar konferensi pers.

Seusai laga, pemain, tim manajemen, ofisial, wabup, sekda dan pejabat teras Aceh Besar bisa tersenyum, bahkan ada bonus yang disiapkan Wabup Syukri kepada pemain yang diserahkan langsung ke Andhika di depan teman-temannya. Itulah sepak bola, kalah menang menjadi hal biasa, tetapi kemenangan selalu menjadi target sebuah tim, seperti melihat latar belakang selama ini, tim sepak bola Aceh Besar tak pernah absen di Pekan Olahraga Aceh (PORA).(Muh)

Exit mobile version