Dinkes Aceh Besar Sosialisasikan Risiko Kehamilan dan Pemenuhan Gizi Ibu dan Anak

Petugas Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh Besar mensosialisasikan risiko kehamilan dan pemenuhan gizi ibu dan anak di salah satu gampong, beberapa waktu lalu. FOTO/ WAHYU

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Besar terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak, melalui program sosialisasi risiko kehamilan serta pemenuhan gizi ibu dan anak. Kegiatan tersebut dilakukan secara langsung ke gampong-gampong di sejumlah kecamatan dalam wilayah Aceh Besar, beberapa waktu lalu.

Sosialisasi tersebut juga menjadi bagian dari upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan dan pola gizi seimbang. Dalam kegiatan tersebut, tim kesehatan turun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama ibu hamil, keluarga, dan kader posyandu, mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan dan cara menjaga kesehatan sejak masa kehamilan hingga pascapersalinan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar, Neli Ulfiati SKM MPH, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memastikan layanan kesehatan menjangkau masyarakat hingga ke tingkat desa. Ia menegaskan bahwa pendekatan langsung ke masyarakat menjadi strategi efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

“Sosialisasi ini kami lakukan langsung ke gampong-gampong agar pesan kesehatan dapat diterima secara lebih dekat dan efektif oleh masyarakat. Kami ingin memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pendampingan dan pengetahuan yang memadai tentang risiko kehamilan serta pentingnya pemenuhan gizi,” ujar Neli Ulfiati, di Kota Jantho, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan, salah satu fokus utama dari sosialisasi tersebut adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan, tekanan darah tinggi, kejang, hingga gejala anemia. Melalui kegiatan ini, petugas kesehatan di lapangan mengajak para ibu untuk lebih memperhatikan kesehatan diri dan janin, serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di fasilitas kesehatan.

“Kami selalu menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan di puskesmas atau posyandu. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi dini adanya risiko yang bisa membahayakan ibu maupun bayi,” jelasnya.

Selain itu, para petugas kesehatan mengingatkan pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk protein hewani, sayur, buah, serta asupan tambahan seperti tablet tambah darah bagi ibu hamil. Hal ini, kata Neli, merupakan upaya konkret dalam menurunkan angka anemia dan melahirkan generasi Aceh Besar yang sehat dan kuat.

“Pemenuhan gizi seperti konsumsi tablet tambah darah, makanan bergizi, dan menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi fokus utama kami. Gizi yang baik selama kehamilan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan ibu, tetapi juga pada perkembangan otak dan fisik anak di masa depan,” tambahnya.

Neli mengungkapkan, keberhasilan program kesehatan ibu dan anak sangat bergantung pada sinergi lintas sektor, terutama dengan para bidan desa, kader posyandu, serta perangkat gampong. Dinas Kesehatan Aceh Besar, katanya, terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan setiap ibu hamil mendapatkan layanan dan pendampingan yang optimal.
“Peran bidan dan kader sangat penting dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat. Mereka adalah ujung tombak kami di lapangan. Tanpa dukungan mereka, program ini tidak akan berjalan maksimal,” ungkapnya.

Selain melakukan edukasi, tim Dinkes Aceh Besar juga melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara langsung di lapangan, termasuk pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin (HB), serta pemantauan berat badan dan lingkar lengan atas. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini ibu yang berisiko tinggi, agar segera mendapat penanganan medis sebelum kondisi memburuk.
“Kami tidak hanya memberikan penyuluhan, tetapi juga melakukan pemeriksaan langsung untuk memastikan kondisi ibu hamil aman. Kalau ada yang terindikasi berisiko, kami arahkan segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut,” kata Neli.

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan pentingnya peran keluarga, terutama suami, dalam mendukung ibu hamil menjaga kesehatan dan pemenuhan gizinya. Dukungan emosional dan perhatian keluarga, menurutnya, sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin.

“Kesehatan ibu dan anak adalah tanggung jawab bersama. Dukungan keluarga, terutama suami, sangat dibutuhkan agar ibu hamil merasa aman, nyaman, dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya,” tegas Neli.

Dinas Kesehatan Aceh Besar berharap, melalui sosialisasi yang dilakukan secara berkelanjutan ini, masyarakat semakin paham akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran, diharapkan angka kematian ibu dan bayi dapat terus ditekan, serta generasi Aceh Besar ke depan tumbuh sehat, kuat, dan berkualitas.

“Kami akan terus melanjutkan kegiatan serupa di seluruh kecamatan agar tidak ada lagi ibu hamil yang terlambat mendapat informasi maupun pelayanan. Ini adalah investasi besar untuk masa depan generasi Aceh Besar,” pungkasnya.(Wahyu)

Exit mobile version