Ketua DPRK Banda Aceh Terima Kunjungan Pegiat Bonsai PPBI

Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menerima kunjungan tiga pengurus Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), Yayat Hidayat yang populer dengan sebutan Pak Ujang, Febri Sugianto, dan Adhtya Aji Pamungkas di ruang kerjanya, Rabu (6/12/2023). FOTO/ HUMAS DPRK BANDA ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menerima kunjungan tiga pengurus Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), Yayat Hidayat yang populer dengan sebutan Pak Ujang, Febri Sugianto, dan Adhtya Aji Pamungkas di ruang kerjanya, Rabu (6/12/2023).

Farid berterima kasih kepada pengurus PPBI yang telah berkunjung langsung ke ruang kerjanya. Ia juga mengapresiasi kesediaan mereka sebagai trainer Pelatihan Budi Daya dan Agribisnis Tanaman Hias (Bonsai) bagi Pegiat Bonsai di Banda Aceh yang berlangsung selama tiga hari pada 4-6 Desember 2023 di Ivory Coffee Cullinary, Seutui.

“Ini merupakan langkah awal untuk menjadikan tanaman hias bonsai menjadi aktivitas produktif dan menghasilkan. Jadi, tidak hanya sebagai hobi dan koleksi,” kata Farid.

Pelatihan ini kata Farid merupakan upaya pemerintah kota dalam mendenyutkan potensi ekonomi kreatif di berbagai sektor, termasuk di bidang tanaman hias, khususnya bonsai.

Dengan adanya keahlian khusus dalam merawat dan membudidayakan bonsai, tentunya dari yang sebelumnya menggeluti sebagai hobi kini bisa menghasilkan pendapatan. Sektor kreatif ini juga cocok untuk dikembangkan di Banda Aceh karena karakteristiknya sebagai kota urban dan ibu kota provinsi.

Sementara itu, Trainer Nasional PPBI, Ustazd Febri Sugianto, mengatakan kunjungan ke Ketua DPRK itu selain untuk memperkuat silaturahmi, juga untuk menjelaskan perkembangan peserta selama pelatihan berlangsung, serta prospek bonsai dalam menunjang ekonomi kreatif.

Menurutnya, respons peserta sangat baik dan antusias. Aceh punya keunikan tersendiri, selain memiliki SDM yang luar biasa, juga memiliki tanaman endemik atau tanaman yang hanya ada di Aceh.

“Hal ini menjadi nilai plus ketika bonsai di Banda Aceh dimunculkan, maka akan menjadi isu besar nasional. Karenanya kita mengajak peserta juga untuk menaman sehingga tanaman ini tidak kehabisan di habitat alam,” katanya.

Febri juga mengatakan, keuntungan dari pelatihan bonsai di Banda Aceh juga menjadi wadah pemersatu sekaligus menuntun mereka untuk belajar bersama sehingga terbuka wawasan yang baru. Ia mengapresiasi Ketua DPRK Banda Aceh yang telah menginisiasi pelatihan tersebut sehingga pihaknya bisa langsung berbagi ilmu dengan warga Banda Aceh. Bahkan Banda Aceh juga punya peluang dan bisa mengadakan pameran dan kontes bonsai yang juga bisa menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata.

“Dari gerak dasar ini pula nanti akan mencari bahan-bahan dasar dalam proses memulai merawat bonsai. Kita berharap ke depan mereka menjadi ahli, dan paham betul terkait bonsai. Hal ini juga tidak terlepas dukungan dari Pemko dan DPRK Banda Aceh. Semoga ke depan Banda Aceh bisa mengadakan pameran dan kontes bonsai tingkat nasional,” pungkas Febri.(Mar/*)

 

Exit mobile version