Daerah  

Indahnya Bulan Suci Ramadhan di Aceh, Wisatawan Terus Berdatangan

Seribuan jamaah melaksanakan shalat tarawih malam pertama Ramadhan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (28/2/2025) malam. FOTO/BEDU SAINI

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Bulan suci Ramadhan 1446 H yang disambut dengan gembira oleh warga Aceh berjalan dengan sangat indah, semuanya sesuai dengan Syariat Islam. Tidak ada warung kopi atau cafe yang buka pada pagi hari selama Ramadhan, sehingga semuanya tampak tenang.

Seluruh warung nasi, warkop, cafe, restoran dan lainnya tetap tutup selama siang hari dan baru akan buka jelang berbuka puasa. Keseruan lainnya, para remaja mengingatkan warga untuk bangun sahur dan masjid terus menyuarakan seruan pengingat waktu sahur.

Keseharian warga paling ujung di barat Indonesia ini tetap memegang teguh keimanan saat Ramadhan tiba. Aktivitas sehari-hari dikurangi, kecuali memang sangat mendesak, sehingga jalanan tampak sepi dari pagi sampai siang hari, baru pada sore hari warga keluar untuk membeli takzil atau makanan berbuka puasa.

Warga menyerbu lokasi penjual makanan berbuka berpuasa di Jln Tgk Dibaroh, Banda Aceh yang dikenal dengan sebutan kawasan Garuda pada Jumat (7/3/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Seusai berbuka puasa, keindahan lainnya sangat terasa, masjid-masjid, dari besar sampai kecil dipenuhi jamaah untuk melaksanakan shalat Isya dan tarawih serta witir secara berjamaah. Selama shalat tarawih, pertokoan, warung kopi atau cafe tetap tutup dan dibuka kembali seusai shalat tarawih.

Sehingga, kehidupan malam juga sangat terasa di Kota Banda Aceh, warung kopi atau cafe dan juga penjual nasi buka sampai sahur. Semaraknya kehidupan di malam hari selama bulan puasa juga membuat suasana kota semakin meriah, sebagian besar kaum pria dan hanya beberapa kaum wanita yang nimbrung bersama kelompoknya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan pada pekan ini menyatakan keunikan dan keistimewaan warga Aceh dalam memenuhi hari-hari Ramadhan turut mengundang perhatian wisatawan dari luar Aceh yang ingin merasakan kesejukan dan ketenangan berpuasa di Negeri Serambi Mekkah ini.

Seratusan kendaraan roda dua parkir dekat lokasi penjualan takzil kawasan Garuda di Jln Imam Bonjol, Banda Aceh pada Jumat (7/3/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Dikatakan, Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Oman di Lampriet menjadi buruan para wisatawan untuk melaksanakan shalat tarawih. Hal itu tampak dari wajah-wajah sumringah para ibu-ibu dan juga pria dewasa yang merupakan wisatawan dari luar Aceh terus hadir di masjid kebanggaan rakyat Aceh itu.

Masjid Oman dengan ornamen Timur Tengah juga menjadi tujuan para wisatawan untuk melaksanakan shalat wajib dan juga tarawih pada malam hari. Fauzan menjelaskan Banda Aceh yang dipimpin Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal dan wakilnya Afdhal Khalilullah telah menabalkan Ibu Kota Provinsi Aceh ini sebagai Kota Kolaborasi, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan dari satu sama lainnya.

Penjual minuman segar melayani para pembeli jelang berbuka puasa di Pasar Lambaro, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar pada pekan pertama Ramadhan 1446 H. FOTO/BEDU SAINI

Ditambahkan, dengan kesahajaan, warga kota terus menyambut para wisatawan untuk berbaur bersama dalam beribadah selama bulan suci Ramadhan ini. Dia berharap, selama bulan Ramadhan ini, kedatangan para wisatawan akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya kelompok UMKM.

Keseruan lainnya juga tak kalah menariknya, berburu takzil di tempat-tempat yang telah disediakan Pemko Banda Aceh. Para penjual takzil, menjual dengan harga terjangkau, sehingga semua kalangan dapat menikmati hidangan pembuka puasa, sesuai selera masing-masing, baik makanan tradisional maupun olahan lainnya dan sejumlah makanan yang hanya ada di bulan suci Ramadhan.

Salah seorang penjual takzil di Jln Tgk Pulo Dibaro dengan sebutan kawasan Garuda yang menyebut namanya Maimunah menyatakan warga terus berdatangan seusai shalat Ashar. Dia mengaku dagangannya berupa aneka makanan laris-manis sepanjang pekan pertama Ramadhan ini.

Ibu paruh baya ini menambahkan warga yang datang bukan hanya warga lokal, tetapi juga dari luar Aceh, bahkan non-Muslim juga ikut membeli aneka makanan yang dijual di kawasan ini. Dia berharap kondisi ini akan terus berlangsung sampai akhir bulan Ramdhan ini.

Seorang ibu bersama anaknya membeli aneka kue yang dipajang di Pasar Lambaro, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar pada pekan pertama Ramadhan 1446 H. FOTO/BEDU SAINI

Sementara itu, Kadispar Kota Banda Aceh, Said Fauzan kembali menjelaskan pada bulan Ramadhan ini, Pemprov Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan pariwisata Aceh menggelar Festival Ramadhan. Even ini diselenggarakan di Masjid Raya Baiturrahman setiap tahun.

Disebutkan, kemeriahan festival ini dengan sejumlah acara sudah dirasakan oleh warga kota dan sekitarnya pada Ramadhan sebelumnya. Ditambahkan, khusus tahun ini, Aceh Ramadhan Festival dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, dari Rabu (12/3/2025) sampai Senin (17/3/2025).

Fauzan menjelaskan sejumlah acara telah dipersiapkan untuk menyemarakkan hari-hari dan malam-malam Ramadhan dengan penuh makna bagi warga lokal dan juga wisatawan yang datang ke Aceh. Disebutkan, Aceh Ramadhan Festival ini untuk ikut mempromosikan budaya dan pariwisata Aceh melalui perjalanan spiritual di Serambi Mekkah.

Dia berharap Aceh yang dikenal sebagai tempat penyebaran Islam pertama di Indonesia akan terus menjaga kearifan lokal dalam upaya memperkuat pelaksanaan syariat Islam.

Seperti diketahui, pada kirab Ramadhan tahun lalu, digelar bazar UMKM, berbuka puasa bersama dan pertunjukan seni budaya Islam melalui Aceh Perkusi yang tidak hanya menjadi wadah bagi seniman lokal untuk mengekspresikan bakat mereka. Tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya dan edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan musik tradisional Aceh.

Kegiatan adat Aceh juga digelar seperti kenduri kanji, kenduri peutamat daroh (khatam Al-Quran), dan kenduri Ramadhan. Festival ini menawarkan pengalaman budaya Aceh yang khas selama bulan suci Ramadhan, dengan semangat beramal dan berkreasi dalam koridor syariat Islam.

Fauzan menyatakan para pengunjung akan dapat menikmati beragam atraksi, kajian, bazar, pameran, dan perlombaan yang akan membuat Ramadhan tahun ini di Aceh semakin istimewa. Ditambahkan, warga kota dan juga para wisatawan akan dapat merasakan kedamaian dan kekayaan spiritual Ramadhan di Aceh, apalagi telah menjadi destinasi budaya halal terbaik dunia.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan. FOTO.MUHAMMAD NUR

Seperti diketahui, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh dan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh memegang peran penting dalam memajukan pariwisata Ibu Kota Provinsi Aceh ini. Dikenal sebagai kota dagang dan jasa, sektor pariwisata terus menunjukkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir ini melalui seabreg agenda tahunan dan yang akan segera digelar, Aceh Festival Ramadhan.

Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh, khususnya Kota Banda Aceh terus meningkat dalam dua tahun terakhir ini. Seperti pada 2023, wisatawan asing sebanyak 27.305 orang dan tahun 2024 sebanyak 30.256 orang yang masuk melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, berdasarkan data Kantor Imigrasi Banda Aceh.

Berdasarkan data BPS Aceh, jumlah wisatawan nusantara pada 2023 sebanyak 1.286.588 orang dengan Banda Aceh sebagai tujuan dan 1.074.650 orang dengan asal Banda Aceh. Pada 2024, jumlah wisatawan nusantara sebanyak 1.684.493 orang dengan Banda Aceh sebagai tujuan dan 1.321.800 orang dengan asal Banda Aceh.(Muh)

Exit mobile version