Wisata  

Istana Kerajaan Seruway Menyimpan Sejarah dan Budaya Melayu

Istana Kerajaan Seruway di Desa Pekan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang. FOTO/SCREENSHOT

Kuala Simpang – Istana Kerajaan Seruway merupakan bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Kesuma di Aceh Tamiang yang dibangun sekitar tahun 1887 dengan perpaduan arsitektur Belanda dan Melayu Deli.

Kini telah menjadi cagar budaya yang menyimpan nilai sejarah, budaya Melayu dan menjadi potensi destinasi wisata edukasi, meskipun pengelolaannya masih minim perhatian dari pemerintah daerah untuk melakukan renovasi atau juga mempromosikan sebagai salah satu objek wisata bersejarah.

Terletak di Desa Pekan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, yang dibangun pada abad ke-19 atau sekitar 1887 Masehi oleh Kerajaan Kesuma, yang terbentuk dari perebutan kekuasaan antara Tengku Absah dan Tengku Sulung.

Menteri Keuangan era Kerajaan Seruway, TM Bermalis, yang merupakan keturunan raja, mengkonfirmasi istana ini dibangun dengan arsitektur dari Belanda yakni menggabungkan gaya arsitektur Belanda dan Melayu Deli.

Istana ini Memiliki warna dominan kuning yang melambangkan kemegahan dan kesuburan dalam budaya Melayu. Dahulu memiliki halaman luas, atap tinggi, dan kolam kecil untuk buaya putih kesayangan raja.

Saat ini, telah ditetapkan sebagai cagar budaya di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Tamiang. Meskipun sudah lama dan memerlukan perbaikan , seperti atap bocor, istana ini masih berdiri megah dan menyimpan benda-benda kerajaan seperti stempel (cap sikureung) dan tongkat raja.

Padahal, bisa menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya yang bisa menambah wawasan tentang Kerajaan Kesuma dan sejarah Aceh Tamiang dengan menyajikan nilai edukasi sejarah yang penting bagi generasi muda Aceh, khususnya Aceh Tamiang.

Halaman belakang Istana Raja Seruway di Desa Pekan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang. FOTO/SCREENSHOT

Saat ini, TM Bermalis, merupakan salah satu wali kerajaan, dan sekarang menjadi wali kerajaan Istana Raja Seruway. Dia mengatakan awalnya istana raja ini bernama istana Kesuma atau Kerajaan Kesuma dengan pendirinya Raja T. Sulong Laot atau sering digelar Raja Muda.

Diberi gelar Raja Muda karena berhasil mendirikan kerajaan baru dan bangunan Istana Raja Seruway ini berbentuk rumah panggung berbahan kayu dan atapnya berbentuk piramid serta berkhaskan bangunan Melayu Deli.

Selain raja Muda ada beberapa raja lain yang memimpin yaitu , Ada empat periode raja yang memimpin pemerintahan di istana kesuma ini yaitu Raja ke- I yakni T Sulong Laot, Raja ke- II : T. Hitam Abdul Majid dan Raja ke-III : T. Kolok atau pejabat kerajaan serta Raja ke-IV IV: T. Zainal Abidin.

Berdirinya Kerajaan Seruaway atau Kesuma ini pada awalnya ada sebuah kerajaan besar yang bernama kerajaan Bendahara yang terletak di Tanjung Mulia Aceh Tamiang, tetapi karna Kerajaan Bendahara ini berada di bawah Kesultanan Aceh maka kerajaan ini dibekukan oleh Pemerintahan Belanda, karna tidak menyukai Kesultanan Aceh.

Maka dari itu, Raja Muda mendirikan pemerintahan baru di sebuah desa kecil yang belum memiliki pemerintahan, sehingga berdirilah Kerajaan Kesuma atau kerajaan Istana di bawah naungan Kerajaan Benua Raja.

Keturunan raja memiliki gelar khusus yaitu, T (Tengku) dan Wan. Tengku adalah sebutan untuk keturunan raja pihak laki-laki, sedangkan Wan untuk pihak perempuan. Jadi jika tengku menikah dan memiliki anak maka anak-anaknya akan bergelar tengku dan jika pihak perempuan (wan) menikah maka keturunannya akan bergelar Wan.

Dan gelar tersebut masih berlaku sampai sekarang ini. Walaupun istana raja sudah tidak ada lagi karna Indonesia sudah merdeka, tetapi istana raja masih ditempati oleh beberapa keluarga yang masih keturunan raja.

Sementara itu, Kadisparpora Aceh Tamiang, Muhammad Farij beberapa waktu lalu mengatakan Istana Raja Seruway ini dapat dijadikan sebagai objek wisata edukasi bagi para generasi muda atau pelajar, agar tidak luput dari cerita sejarah yang ada sebelumnya. “Selain peninggalan sejarah, Istana Seruway layak dikunjungi, sebagai ornamen peninggalan sejarah,” harapnya.

Kadis Parpora Aceh Tamiang, Muhammad Farij, Senin (3/6/2024) mengatakan, istana Seruway dapat dijadikan objek wisata edukasi bagi para generasi muda atau pelajar, agar tidak luput dari cerita sejarah yang ada sebelumnya.

Tanah Tamiang ini juga dikenal sebagai tanahnya para Raja dimasa lampau. Sampai kini masih banyak sisa-sisa peninggalan bersejarah yang masih berdiri kokoh, seperti Istana Benua Raja yang ada di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau dan Istana Seruway yang berada di Desa Pekan Seruway Kecamatan Seruway.

Istana Benua Raja bangunannya, seperti rumah biasa dan sudah terlihat Tua. Bagi yang pertama kali atau sering lewat saja pasti akan mengira ini rumah biasa. Tapi siapa yang sangka, ternyata rumah biasa ini menyimpan sejarah yang luar biasa.

Dengan kondisi yang masih memprihatinkan, sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Provinsi Aceh untuk memberi perhatian kepada istana yang masih tersisa di Aceh Tamiang, sehingga dapat dijadikan sebagai wisata sejarah bagi generasi muda Aceh dan Aceh Tamiang. Semoga saja!(Adv)

 

 

 

Exit mobile version