Dinas Sosial Aceh Perkuat Pemulihan Psikososial Anak Terdampak Banjir

Program Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Dinsos Aceh di Bireuen dan Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Sabtu (6/12/2025). ANTARA/HO-Dinsos Aceh/aa.

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial terus memperkuat dukungan pemulihan pascabencana bagi anak-anak terdampak banjir melalui program Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang digelar di sejumlah wilayah terdampak. Program ini menyasar pemulihan trauma serta memastikan terpenuhinya kebutuhan psikologis kelompok rentan setelah masa tanggap darurat.

“Trauma pada anak tidak selesai dalam hitungan hari. Proses pemulihan harus berkelanjutan agar mereka dapat kembali belajar, bermain, dan menjalani aktivitas dengan rasa aman. Kami berkomitmen memastikan setiap anak yang terdampak banjir mendapatkan pendampingan yang layak,” ujar Plt Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir, di Banda Aceh, Sabtu (07/12/2025).

Pendampingan LDP dilakukan di Kabupaten Bireuen dan Pidie Jaya berdasarkan hasil asesmen lapangan yang menunjukkan masih adanya gejala traumatis di kalangan penyintas, terutama anak-anak dan kelompok lanjut usia.

Di Kabupaten Bireuen, program LDP menyasar 80 anak dari Desa Blang Panjoh, Kecamatan Peusangan. Mereka mengikuti rangkaian kegiatan kreatif dan edukatif yang dirancang untuk menurunkan tingkat kecemasan, menciptakan rasa nyaman, serta memulihkan kepercayaan diri. Pelaksanaan layanan melibatkan enam personel LDP Dinas Sosial Aceh yang dipimpin Sri Wahyuni, AKS, dan menjadi bagian dari rangkaian pendampingan di empat kecamatan.

Sementara itu di Kabupaten Pidie Jaya, layanan dukungan psikososial dilaksanakan untuk dua kecamatan dengan target 80 anak, 35 lanjut usia (lansia), dan dua ibu hamil. Kegiatan berlangsung di Gedung Taheer Foundation/Dinas Sosial Pidie Jaya dalam dua sesi layanan. Sebanyak 55 anak telah mengikuti pendampingan melalui metode role play, art therapy, permainan kelompok, serta pelatihan pengelolaan emosi. Kegiatan ini dipimpin oleh Rita Mayasari bersama tujuh personel LDP.

Selain pendampingan psikologis, tim LDP juga melakukan asesmen lanjutan terkait kebutuhan mendesak di lokasi pengungsian, seperti keterbatasan sanitasi, ruang ramah anak, hingga tambahan layanan kesehatan bagi kelompok rentan.

Chaidir menegaskan bahwa pendampingan pascabencana tidak hanya berfokus pada pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan mental dan sosial. “Kami berharap intervensi ini dapat mempercepat proses adaptasi penyintas khususnya anak-anak agar kembali merasakan kenyamanan dan mampu melanjutkan rutinitas seperti sediakala,” katanya.

Exit mobile version