UKM Ata Gampong Peurada Tampilkan Produk Inovasi di AIC-15 USK

Foto bersama para pelaku UKM Ata Gampong Peurada dan mahasiswa USK, pada stand AIC-15 USK, di AAC Dayan Dawood, Darussalam, Kota Banda Aceh, Jumat (5/9/2025). FOTO/ WAHYU

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – UKM Ata Gampong Peurada (AGP) tampil dalam Annual International Conference (AIC-15) Universitas Syiah Kuala (USK) yang berlangsung 4–5 September 2025 di AAC Dayan Dawood, Darussalam, Kota Banda Aceh, Jumat (5/9/2025).

Dalam ajang internasional tersebut, AGP memperkenalkan produk unggulannya berupa sabun cuci piring cair hasil produksi mandiri dengan pendampingan dari Atsiri Research Center USK.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, menyampaikan bahwa AIC bukan sekadar forum akademik, tetapi juga ruang untuk memperlihatkan kontribusi nyata kampus dalam mendukung kemandirian masyarakat.

“Expo produk inovasi ini adalah bukti bahwa riset dan pengabdian USK dapat melahirkan karya yang bermanfaat, berkelanjutan, dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Produk sabun cair AGP sendiri telah dikembangkan sejak 2023 dengan dukungan pendampingan branding dan komersialisasi dari Nadia Isnaini, dosen Fakultas Farmasi USK. Upaya ini membuat AGP semakin percaya diri bersaing di pasar lokal sekaligus memperkenalkan konsep kewirausahaan berkelanjutan.

Ketua AGP, Nurullita Yuyun, mengungkapkan apresiasi yang besar atas dukungan USK selama ini. “Kami sangat berterima kasih kepada USK karena telah memberi kesempatan belajar, pendampingan, serta dukungan yang membuat kami bisa terus berproduksi secara mandiri. Dari yang awalnya hanya coba-coba, kini kami mampu menghasilkan produk yang layak jual,” kata Yuyun.

Selain AGP, sejumlah produk binaan lain juga ditampilkan dalam expo AIC-15, seperti teh bunga telang celup “Panorama Telang” hasil bimbingan Hafnati Rahmatan, dosen FKIP Biologi USK, serta produk eco enzyme dan sayuran sehat dari KSM Peurada yang digerakkan Ummi Maharani.

Pendampingan kepada AGP dan kelompok masyarakat lain turut dikawal oleh pegiat lingkungan Cut Safarina Yulianti dari DLHK3 Kota Banda Aceh. Menurutnya, kolaborasi antara kampus, komunitas, dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan program ramah lingkungan.

“Gerakan seperti AGP adalah bukti bahwa masyarakat mampu mandiri, asal diberi ruang dan dukungan yang berkelanjutan,” ujar Cut Safarina.

Kehadiran AGP di AIC-15 memperlihatkan bagaimana riset perguruan tinggi dapat bertransformasi menjadi solusi nyata yang tidak hanya meningkatkan ekonomi keluarga, tetapi juga mendukung gaya hidup ramah lingkungan di tengah masyarakat.(Wahyu)

Exit mobile version