Kabarnanggroe.com, KOTA JANTHO — Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh Besar, Sofian SH, membuka Sosialisasi Bela Negara Tahun 2025 di Dayah Istiqamatuddin Darussalam, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Rabu (5/11/2025).
Sosialisasi itu disambut antusias oleh pimpinan, dewan guru, serta santri dayah setempat yang turut hadir dalam suasana penuh semangat kebangsaan.
Dalam sambutannya, Sofian yang hadir mewakili Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris (Syech Muharram) menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pimpinan Dayah Istiqamatuddin Darussalam yang telah menerima pihak pemerintah untuk menggelar kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya nyata untuk mempererat hubungan antara pemerintah daerah dengan lembaga pendidikan keagamaan, khususnya dayah, yang selama ini memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan semangat kebangsaan di tengah masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan pemerintah dengan kalangan dayah, sekaligus menghilangkan prasangka buruk dari pihak lain yang menilai dayah di Aceh sebagai tempat yang tidak nasionalis atau bahkan intoleran. Pandangan seperti itu jelas keliru,” tegas Sofian.
Ia menegaskan bahwa sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga kini, dayah telah menjadi benteng utama dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. “Dayah merupakan tempat yang paling nyaman untuk kita berteduh, tempat menuntut ilmu, dan tempat membentuk karakter generasi penerus bangsa. Sejak dulu, ulama dan santri dari dayah-lah yang berada di garda terdepan dalam membela tanah air. Karena itu, kami ingin menegaskan bahwa dayah bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng terakhir bagi keutuhan bangsa dan umat manusia, khususnya di Aceh,” ungkapnya penuh semangat.
Sementara itu, pimpinan Dayah Istiqamatuddin Darussalam, Tgk. Muhammad bin Abu Mahdi melalui perwakilannya, Waled Zahri, menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan bahwa sosialisasi bela negara merupakan bagian penting dari ajaran Islam. “Bela negara adalah bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Setiap umat Islam memiliki kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan tanah airnya dari ancaman musuh, baik melalui kekuatan fisik, ilmu pengetahuan, maupun moral,” ujar Waled Zahri.
Ia menambahkan, dalam Islam, pembelaan terhadap agama dan tanah air dikenal dengan istilah jihad. “Makna jihad bukan semata perang fisik, tetapi juga perjuangan dalam menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan bangsa dari segala bentuk ancaman yang bisa merusak tatanan kehidupan umat. Karena itu, kami mengapresiasi langkah Pemkab Aceh Besar yang telah memilih dayah kami sebagai tempat pelaksanaan kegiatan bela negara ini,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Demokratisasi Bakesbangpol Aceh Besar, Yuniardi, SE selaku ketua panitia pelaksana, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki dasar hukum yang kuat. Di antaranya, Undang-Undang Dasar 1945, Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) Nomor 38 Tahun 2011 tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan Negara, serta Permendagri Nomor 38 Tahun 2011 yang mengatur pedoman pelaksanaan peningkatan kesadaran bela negara di tingkat daerah.
“Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja Kesbangpol Aceh Besar tahun anggaran 2025, yang diarahkan untuk memperkuat wawasan kebangsaan di berbagai kalangan, termasuk di lingkungan dayah,” jelasnya.
Yuniardi menambahkan bahwa sosialisasi bela negara tahun ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di Dayah Istiqamatuddin Darussalam Montasik dan di Madrasah Sains Al-Falah (MSBS) Kota Jantho. Total peserta sebanyak 100 orang, masing-masing 50 peserta di tiap lokasi. Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi materi, yaitu sesi pertama yang disampaikan oleh Kesbangpol Aceh Besar dan Kodim 0101/KBA, serta sesi kedua yang diisi oleh Polres Aceh Besar dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar.
Sesi-sesi tersebut membahas berbagai tema penting, seperti peran generasi muda dalam menjaga kedaulatan negara, bahaya ideologi transnasional, serta pentingnya moderasi beragama sebagai pondasi persatuan bangsa.
Usai sesi seremonial, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan seminar kit secara simbolis oleh Kaban Kesbangpol Aceh Besar, Sofian SH, kepada perwakilan peserta. Acara berlangsung khidmat dan penuh semangat, ditandai dengan antusiasme para santri yang tampak aktif mengikuti setiap materi yang disampaikan para narasumber.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai cinta tanah air serta kesadaran bela negara di kalangan generasi muda Aceh Besar. Dengan semangat kebersamaan tersebut, Aceh Besar diharapkan semakin kokoh dalam menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat jati diri sebagai daerah yang religius sekaligus nasionalis.(Herman/*)
