UNICEF Bersama Dinkes Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Bireuen Gelar Orientasi MTPKR

Foto bersama kegiatan UNICEF bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh dan Kabupaten Bireuen telah menggelar Orientasi Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) FOTO/ DOK UNICEF

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – UNICEF bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh dan Kabupaten Bireuen telah menggelar Orientasi Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) pada tanggal 14–15 Agustus 2025 untuk Kabupaten Aceh Besar, 20-21 Agustus Kota Banda Aceh dan 27-28 Agustus di Kabupaten Bireuen.

Kegiatan ini diikuti oleh 64 tenaga Kesehatan sebagai dokter pada Kluster II di Puskesmas aatu Penanggung jawab PKPR di Puskesmas yang ada Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Dinas Kesehatan Aceh Kabupaten Aceh Besar, Bireuen dan Kota Banda Aceh dengan total 41 Puskesmas yang terdiri dari 10 Puskesmas terpilih di Kabupaten Aceh Besar, 11 Puskesmas Kota Banda Aceh dan 20 Puskesmas di Kabupaten Bireuen.

Kegiatan Orientasi MTPKPR ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi remaja ini didukung oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh mitra Yayasan Kesehatan Nanggroe (Yakesna) dengan menghadirkan narasumber terlatih oleh Kementrian kesehatan, yakni: dr. Putri Kartika Listya, Sp.KKLP dan Cut Sri Maidarna, SKM, Mira Delvia Basri, SKM, MKM, serta Kepala Dinas Kesehatan dan Kabid Kesehatan Masyarakat Kabupaten/Kota.

MTPKR merupakan standar pelayanan komprehensif yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi remaja di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) termasuk Puskesmas. Melalui modul standar nasional, MTPKR memberi panduan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan remaja, kesehatan reproduksi remaja, penyakit menular dan tidak menular pada remaja, kesehatan mental remaja, dan lainnya.

Mewakili UNICEF Aceh, dr. Tira Aswitama dalam sambutannya menyampaikan bahwa seiring derasnya arus informasi dan perkembangan zaman, remaja sebagai generasi penerus bangsa menghadapi berbagai tantangan kesehatan yang kian meningkat.

“Mulai dari masalah tumbuh kembang, kesehatan seksual reproduksi, kesehatan mental termasuk kecanduan gadget, perokok aktif, hingga perilaku berisiko lainnya,” ujarnya.

Terlebih, pemerintah sedang menggalakkan Cek Kesehatan Gratis (CKG) anak sekolah, sehingga diantisipasi adanya peningkatan remaja yang memerlukan rujukan pelayanan ke Puskesmas. Oleh karena itu, kata dr. Tira Aswitama, tenaga kesehatan perlu diperkuat kapasitasnya agar mampu melakukan deteksi dini, penanganan cepat, serta edukasi kesehatan yang inklusif dan bebas diskriminasi.

Kepala Dinas Kesehatan dan juga kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dari Kabupaten/kota menyambut baik kegiatan ini. Hal ini dikarenakan dengan adanya kegiatan orientasi ini akan meningkatkan kapasitas pada tenaga kesehatan baik dokter yang ada di kluster II maupun penanggung jawab PKPR untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan remaja yang terstandar dari Kementrian Kesehatan.

Lebih lanjut kepala dinas Kesehatan dan kabid kesmasy berharap kegiatan ini akan terus terlaksana dengan baik di puskesmas sehingga permasalahan-permasalahan yang ada pada remaja dapat tertangani dengan baik.
Kepada UNICEF juga diharapkan agar dapat terus memfasilitasi kegiatan ini sampai dengan coaching langsung ke puskesms dan juga adanya monitoring dan evaluasi untuk memastikan hasil pelatihan diterapkan dengan baik.

Kepada para peserta pelatihan juga diharapkan dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat dalam menangani permasalahan yang ada pada remaja baik yang datang ke puskesmas ataupun di masyarakat.(Mar/*)

Exit mobile version