Kabarnanggroe.com, Kota Jantho –Pemerintah Kabupaten Aceh Besar memulai langkah awal pelaksanaan Program Wajib Belajar 13 Tahun dengan menggelar Sosialisasi Model Kolaborasi Multipihak untuk Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang dikenal sebagai KOMPAS PAUD, di Gampong Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Senin (4/8/2025).
Kegiatan yang mengusung kolaborasi lintas sektor ini dihadiri oleh berbagai unsur, mulai dari lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, perbankan, hingga dunia usaha. Sosialisasi ini merupakan bagian dari strategi untuk mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai pondasi masa depan.
Wakil Ketua Bunda PAUD Aceh Besar, Hj. Nurul Fazli, S.Ag, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat strategis untuk memperkuat gerakan PAUD di tingkat gampong.
“Program ini adalah bentuk nyata kolaborasi. Melalui kerja sama multipihak, kita berharap bisa mempercepat peningkatan angka partisipasi PAUD. Saya menyambut baik inisiatif ini dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat,” ujarnya.
Menurutnya anak-anak usia dini merupakan generasi emas masa depan. “Dengan pendidikan sejak dini, kita menyiapkan mereka menghadapi tantangan besar di masa yang akan datang. Saya yakin Aceh Besar bisa mengambil peran penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh, Asari, S.Pd., M.Pd, menyampaikan pentingnya menjadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk meningkatkan angka partisipasi PAUD yang saat ini masih berada di angka 75 persen.
“Kami mencatat bahwa angka partisipasi PAUD di Aceh Besar masih perlu ditingkatkan. Kegiatan seperti ini harus menjadi pemicu. Kami menargetkan Aceh Besar bisa mencapai 100% partisipasi dan menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya.
Asari menegaskan bahwa PAUD bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan dalam pendidikan anak. “Anak-anak kita wajib mendapatkan pendidikan PAUD sebelum masuk SD. Ini bukan sekadar opsional, tapi bagian dari pendidikan dasar yang tak terpisahkan,” katanya.
Ia juga berharap Gampong Mon Ikeun bisa menjadi contoh praktik baik (best practice) dalam pelaksanaan kolaborasi multipihak yang efektif. “Hari ini banyak pihak terlibat, dan itu menjadi kekuatan besar. Saya yakin jika ini terus dikembangkan, Aceh Besar bisa menjadi pilot project menuju generasi Indonesia emas,” tambahnya.
Setelah sesi seremonial, kegiatan berlanjut dengan diskusi parenting bagi orang tua peserta didik, serta pemantauan Posyandu yang mencakup layanan pemeriksaan kesehatan, edukasi, pengukuran berat dan tinggi badan untuk balita hingga lansia. Anak-anak juga diajak bermain sambil belajar di sudut pustaka anak, dengan layanan buku bacaan dari Perpustakaan Keliling milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Besar.
KOMPAS PAUD diharapkan menjadi pintu masuk dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan berkualitas sejak dini, serta memperkuat peran aktif keluarga dan masyarakat dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.(Zul Fazli)