Kebersamaan Pemain Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar Makan Nasi Kotak Bersama Pelatih, Akan Ada Menjadi Kenangan

Pemain sepak bola Pra PORA Aceh Besar makan nasi kotak bersama pelatih seusai laga uji coba melawan PSAB senior di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (31/5/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Seluruh pemain Pra PORA Aceh Besar, termasuk kiper hadir dalam laga uji coba menghadapi PSAB senior di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (31/5/2025) sore.

Seusai laga yang melelahkan, seluruh pemain yang diturunkan secara bergantian mendapat arahan dari ketua tim sepak bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM. Pada akhir arahan, dia menyatakan akan ada makan malam bersama lagi yang disambut meriah oleh pemain.

Tak perlu menunggu lama, makanan kotak langsung dibagikan oleh panitia kepada pemain yang berkeringat deras saat main di bawah cuaca panas menyengat walau sudah sore hari.

Tidak ada perbedaan antara pelatih dengan pemain, semuanya bersatu padu makan di pinggir dan dalam lapangan secara bersama-sama sambil bsrsenda gurau atas hasil pertandingan.

Pelatih Mukhlis Nakata mengaku puas atas permainan yang ditunjukkan anak asuhnya dalam tiga sesi laga uji coba, dimana mampu mengimbangi pemain senior PSAB yang lebih matang dalam mengolah bola.

Ketua Tim Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM (baju putih) didampingi manajer Wahyu ‘Al Yunirun” dan pelatih Mukhlis Nakata serta pelatih kiper Rahmanuddin memberi arahan kepada pemain seusai uji coba dengan PSAB senior di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (31/5/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Tim PSAB senior yang juga dilatih oleh Nakata tidak mau malu menghadapi juniornya tersebut. Saat posisi 2-1 untuk pra PORA, para pemain PSAB berusaha menginbangi, bahkan pada akhirnya unggul 2-3, sesuatu hasil yang sebenarnya dimenangkan tim Pra PORA, jika dilihat dari pengalaman bertanding.

Kembali lagi ke makan malam dengan gembira yang ditunjukkan para pemain, walau hari sudah mulai gelap yang berarti shalat Maghrib akan segera dilaksanakan. Seusai makam malam, seluruh pemain dan ofisial membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing.

Sementara itu, para pemain Pra PORA Aceh Besar ini dipilih lagi, yang nantinya sudah final, tidak ada yang keluar atau masuk baru lagi, seperti ditegaskan oleh Mariadi.

Sehingga, pada pelatihan berikutnya, akan ada pemain yang hilang dari skuad. Tetapi, Mariadi memberi semangat dengan mengatakan bagi yang keluar dari tim, masih ada kesempatan mengikuti seleksi PSAB U-17 pada Agusus 2025 mendatang.

Pemain sepak bola Pra PORA Aceh Besar melakukan latihan sebelum laga uji coba melawan PSAB senior di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (31/5/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Itulah kebijakan seorang pemimpin, tidak langsung membuang peluang kepada seorang pemain, tetapi memberi peluang baru agar tidak patah semangat. Dengan harapan, sang pemain berlatih lebih giat lagi, sehingga dapat terpilih lagi pada seleksi lainnya.

Inilah sepak bola, dimanapun dan kapanpun dipastikan akan ada yang tersingkir, namun itu menjadi tantangan untuk seorang pemain untuk menunjukkan dirinya sebagai yang terbaik dari lainnya.

Bagi pemain yang berleha-leha atau tidak serius dalam latihan, tentunya akan mendapat teguran dari pelatih, seperti yang ditunjukkan Nakata dalam beberapa pelatihan.

Sang pelatih tentunya sangat berharap anak asuhnya mampu mengikuti seluruh instruksinya, sehingga dapat memainkan bola dengan baik. Tidak ada niat untuk menjatuhkan mental seorang pemain, tetapi sebaliknya ingin menaikkan semangat pemain agar terus meningkatkan kualitasnya.

Seperti yang sempat dia lontarkan saat ditanyakan tentang kemampuan para pemain, Nakata menyatakan masih harus ditingkatkan pada pelatihan berikutnya. Mantan pemain Persiraja ini tidak mau melompat dari tahapan, tetapi satu tahap ke tahap berikutnya, agar mampu diikuti dengan baik oleh pemain.

Sehingga, jika ada yang tersingkir, bukan salahnya lagi, melainkan kesalahan pemain itu sendiri yang tidak mampu mengikuti instruksi yang diberikannya, Sehingga, akan ada pemain menjadikan kenangan saat makan nasi kota bersama di Lapangan Matador.(Muh)

Exit mobile version